Berbisnis Tanpa Meninggalkan Anak
Siapa bilang wanita tidak bisa berbisnis sambil tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu? Mari tengok Desi Marwati (26 tahun). Ibu satu anak bernama Chika (satu tahun) itu mampu menjalankan kegiatan usaha sambil mengasuh anak semata wayangnya. ''Saya merintis usaha ritel syariah dengan membuka showroom Foodland Shohib di Cilegon,'' katanya.
(satu tahun) itu mampu menjalankan kegiatan usaha sambil mengasuh anak semata wayangnya. ''Saya merintis usaha ritel syariah dengan membuka showroom Foodland Shohib di Cilegon,'' katanya.
Tokonya berlokasi di Jalan Perjuangan Kavling Blok D No 20, Cilegon, Provinsi Banten. Showroom Foodland itu menjual beraneka macam kebutuhan masyarakat, terutama sembako, makanan ringan, air kemasan, dan produk-produk kebutuhan rumah tangga lainnya.
Desi menjaga tokonya bersama dengan seorang karyawan wanita yang merupakan tetangganya. Jarak dari rumahnya ke toko tersebut sekitar 15 menit dengan sepeda motor. ''Saya biasanya membuka toko sekitar pukul sembilan pagi, setelah pekerjaan rumah tangga beres. Anak saya bawa ke toko, sehingga dapat tetap saya urus. Di bagian belakang toko, saya menyiapkan kasur untuk anak, dan sejadah serta mukena untuk keperluan shalat. Pukul tujuh malam toko tutup, sehingga saya dapat segera pulang ke rumah,'' paparnya.
Suami Desi, seorang konsultan migas yang saat ini bertugas di Caltex, Riau, berpesan kepadanya agar jangan ngoyo (memaksakan diri) dalam bisnis. ''Bisnis itu penting dan berguna bagi seorang istri, namun jangan sampai melalaikan tugas mulia sebagai ibu rumah tangga. Itu pesan suami saya yang selalu saya pegang teguh,'' tuturnya.
Menurutnya, berbisnis atau berusaha itu mempunyai arti penting bagi seorang istri. ''Dengan berbisnis kita mempunyai kegiatan positif, terhindar dari kejenuhan, dan memiliki uang sendiri yang antara lain dapat kita gunakan untuk bersedekah atau menolong kerabat dan saudara yang mengalami kesulitan,'' paparnya.
Selain itu, tambah Desi, berbisnis bagi seorang istri juga penting sebagai back-up sumber pendapatan keluarga. ''Ini sangat berguna untuk berjaga-jaga kalau-kalau suami sebagai motor ekonomi keluarga menghadapi masalah, misalnya pemutusan hubungan kerja (PHK),'' ungkapnya. Presiden Direktur/CEO Foodland, Novian Mas'ud mengatakan kini tren bisnis, khususnya di negara-negara maju, mengarah ke bisnis yang dikerjakan di rumah. ''Di era moderen saat ini, makin banyak jenis bisnis yang dapat dikerjakan di rumah atau dari rumah tanpa harus kehilangan waktu untuk keluarga. Makin banyak pengusaha yang berkantor di rumah. Hal ini pun mulai banyak kita jumpai di Indonesia,'' ujarnya.
Lelaki yang sembilan tahun bermukim di Amerika Serikat itu mencontohkan sebuah kasus di Seattle, AS. Pada tahun 1994 ada seorang wanita beranak tiga yang terkena PHK di perusahaan tempatnya bekerja. Untuk menghidupi keluarganya, wanita berstatus janda itu kemudian membuat dan menjual jus buah dalam kemasan. Namanya Owala. Mula-mula ia menjual produknya di daerah sekitar tempat tinggalnya. Ternyata usahanya maju. Usaha bisnis rumahan itu berkembang menjadi bisnis yang besar. ''Kini ia menjadi salah seorang milioner di AS,'' kata Novian.
Novian menambahkan, salah satu jenis bisnis yang dapat digarap di rumah atau dekat rumah adalah ritel, khususnya toko atau minimarket. ''Salah satu alasan kami mengembangkan showroom Foodland Shohib adalah untuk menyediakan jenis bisnis yang dapat dikelola oleh keluarga, baik suami, istri maupun anak-anak,'' tandasnya.
(ika )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar